Keanekaragaman Budaya Indonesia

OLEH: VIKA CHINTIA
suku-bangsa-nusantara
Ilustrasi keanekaragaman adat-istiadat di Indonesia (Gambar dari sini)

Indonesia adalah negara dengan budaya yang sangat kaya akan keanaekaragamanya, dari ciri khas masakan daerah, budaya, ada istiadat, wisata-wisata menarik dan keajaiban dunia yang ada pada indonesia. Negara yang memiliki 34 provinsi, 7 juta penduduk dan bahasa sesmi sendiri ini, membuat Indonesia dihargai oleh dunia karena memiliki alam yang indah, bermanfaat serta kaya akan hasil bumi. Bukan hanya itu saja, adat istiadat yang terdapat pada indonesia sangatlah kuat dan di yakini oleh para masyarakat daerah setempat.

Apa itu Adat-Istiadat? Adat-Istiadat adalah suatu aturan yang disepakati dan harus dijalankan oleh masyarakat daerah setempat yang diyakini dengan kepercayaan yang penuh.

Adapun adat-istiadat daerah di Indonesia sebagai berikut:

  • Bali

Bali bukan hanya terkenal akan keindahannya saja tapi tradisinya pun cukup terkenal, mayoritas penduduk Bali bergama Hindu. Bali mempunyai tradisi Ngaben yaitu seseorang yang meninggal akan dibakar jasadnya. Hal ini dikarenakan masyarakat Bali percaya bahwa orang yang sudah meninggal rohnya akan kembali pada tempat asalnya dengan cara ngaben.

  •  Pariaman

Pariaman dikenal dengan Tabuik yaitu suatu pengantaran jenazah selama proses upacara terjadi. Tabuik diperingati setiap 10 muharam guna memperingati hari Asyura dalam islam.

  • Jakarta

 Jakarta sebagai ibu kota negara juga mempunyai adat-istiadat yaitu setiap menggelar pesta pernikahan maka ada upacara Palang Pintu yaitu dua orang yang saling berbalas pantun dan menampilkan sedikit atraksi pencak silat.

  • Jawa Barat

Jawa barat atau lebih tepatnya Pangandaran setiap tahunnya mengadakan pesta laut, yaitu kapal-kapal nelayan dihias sebagus mungkin, didalamnya terdapat sesajen dan kepala kerbau yang dihadiahkan untuk penguasa laut sebagai tolak bala.

  • Jawa Tengah

Adat istiadat pada Jawa Tengah sangatlah banyak, namun yang paling terkenal adalah Tedak Sinten atau turun tanah. Acara ini dilakukan untuk bayi yang berusia 8 bulan dengan maksud mengucap syukur atas nikmat yang diberi karena bayi tersebut sudah bisa berjalan.  Biasanya bayi tersebut dibantu orang tua untuk berjalan diatas bubur-bubur yang mempunyai warna masing-masing.