Alat Musik Khas Indonesia

OLEH:ANDARA PRITHA
6706b0508df2b0ec9e037881b2652486.jpg.png
ALAT MUSIK TRADISIONAL KHAS INDONESIA (Gambar dari sini)

 

Indonesia tak hanya indah alamya, namun Indonesia pun mempunyai keanaekaragaman pada alat-alat musiknya. Keunikan dapat ditemukan pada bentuk, suara, dan cara memainkan alat musik tersebut. Berikut macam-macam alat musik khas Indonesia:

Serune Kalee

Merupakan alat music tiup tradisional yang berasal dari Aceh. Alat musik ini memiliki jenis bunyi earfon, cara memainkannya adalah dengan ditiup pada lubang yang terdapat pada Serune Kalee. Lubang ini  berfungsi untuk mengatur nada menggunakan jari-jari kita. Alat musik ini hampir sama dengan alat musik suling yang berasal dari Jawa Barat, namun perbedaannya terdapat pada bentuknya. Suling yang berbentuk panjang, sedangkan Serune Kalee pada bagian bawahnya berbentuk lingkaran panjang yang cukup besar dan pada ujung untuk meniupnya terdapat hiasan berupa serabut-serabut berwarna merah. Hingga hari ini, Serune Kalee masih hidup lestari di lingkungan masyarakat Aceh, serta berperan besar dalam ritual sosial warga Aceh. Serune Kalee juga memiliki kemiripan dengan beberapa instrumen dari Negara lain, seperti Malaysia, Thailand, dan Srilanka. Kemiripan berasal dari keselarasan nada, vibrasi, volume suara, dan dinamika suara

Bende

Bende atau canang adalah sejenis gong kecil yang dapat dijumpai di hampir seluruh kepulauan Nusantara, dari Sumatera hingga Maluku dan Papua. Pada masa lalu, bende biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada masyarakat untuk berkumpul di alun-alun terkait informasi dari penguasa, untuk menyertai kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai diadakannya pesta rakyat. Saat ini, bende biasanya digunakan untuk menandakan adanya keramaian seperti topeng monyet atau pesta rakyat yang lain.Bende sudah ada sejak zaman nenek moyang kita terbukti pada relief candiSukuhpada abad ke 15 yang terlihat dengan jelas bentuk atau wujud bende tersebut.

Tehyan

Berasal dari  Jakarta atau betawi. Alat musik ini berasal dari China yang dibawa oleh keturunan Thiong Hoa yang dahulu menetap atau singgah di Indonesia. Alat musik ini memiliki jenis suara kordofon. Dimainkan secara digesek menggunakan alat khusus dibagian dawai atau senarnya sama dengan memainkan biola.

Sasando

Sasando adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa.

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.

Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.